



Cerita tentang Sungai
Sungai, kita biasa menghubungkannya dengan hulu-hilir, daerah atas–bawah. Ya! Kita mungkin memisahkan diri dengan membatasi “saya orang hulu” dan “saya orang hilir”, tetapi ternyata kita hidup dengan ketergantungan pada sungai yang sama. Sungai yang melintas dan mengalir di wilayah tempat tinggal kita.
Rimba Raya Conservation berada dekat dan bergantung erat pada Sungai Seruyan, dengan panjang 350 km di wilayah Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah bermuara di Laut Jawa. Program yang dikembangkan tidak jauh dengan aktivitas perikanan darat hingga penjagaan bibir pantai dengan penanaman mangrove.





a. Tanaman Obat Hutan Kalimantan
Makhluk hidup dibekali dengan kemampuan adaptasi yang disesuaikan
dengan kemampuan pada eksplorasi sekitar kita. Beragam kekayaan
setiap masing-masing wilayah membuat kita terus berupaya mencari dan
meramu formulasi terbaik untuk memperbaiki kondisi yang sedang
dihadapi.
Tidak untuk menyampaikan punya kami yang terbaik, tetapi di tempat
kami ini bekerja dengan baik. Tanaman obat yang ada di wilayah kami
ditemukan oleh para pendahulu kami. Aktivitas yang banyak di lakukan di
dalam kawasan hutan dan sekitar lahan gambut mendorong mereka untuk
beradaptasi. Ada ceritan karena pendahulu kami melihat Orangutan
memakan buah yang ada di dalam hutan, mereka mencoba dan
menyimpulkan segala yang dimakan oleh hewan ini berarti bisa juga kita
konsumsi.
b. Akar Bajakah
Kebiasaan meminum air dari akar yang mudah ditemukan di dalam hutan
ternyata Bajakah dipercayai memiliki khasiat lain. Banyak cerita
masyarakat yang mengatakan bahwa betul ada energi tambahan setelah
meminumnya, ntah itu karena terlalu haus atau karena ada kandungan
tertentu yang membuat energi seperti dipulihkan.
Ada banyak jenis akar menggantung di dalam hutan, harus dengan orang
yang paham memilih akar yang bisa dikonsumsi agar tidak terjadi hal lain
di luar ekspektasi.
c. Pohon Ulin
Memiliki nama latin yang keren, hingga ada beberapa orang yang
memberikan nama Eusideroxylon zwageri untuk anak mereka seperti
pohon Ulin. Menjadi kayu primadona karena kekuatan dan ketahanan
kayu ini untuk pondasi tempat tinggal.
Kayu ini menjadi langka karena ekstraksi yang tidak berkelanjutan sempat
terjadi hingga keluar larangan untuk jual-beli. Namun kini, kondisi pohon
ulin di alam menjadi tanda tanya semenjak adanya perubahan status pada
salah satu pohon di lindungi ini.
d. Lahan Gambut dan Kebun Sawit
Tidak ada yang salah dengan peningkatan nilai ekonomi dari berbagai
potensi, namun hal yang perlu digaris bawahi adalah ketamakan dan sikap
tidak peduli lingkungan yang harus dibenahi.
Banyak kasus ditemukan kebun sawit merambah hutan dan lahan gambut.
Perkebunan kelapa sawit yang dibentuk merusak landscape gambut yang
berdampak panjang pada kondisi lingkungan.
Salah satu cara untuk mencegah penambahan daftar panjang penyebab
naiknya suhu bumi adalah dengan mempertahankan hutan dan lahan
gambut tersisa dan meningkatkan upaya rehabilitasi pada titik kritis hutan
dan lahan yang ada.
e. Hutan, Pantai dan Izin Tambang sekitarnya
Mencoba menghitung jauh lebih panjang keuntungan yang dinikmati
dengan kegiatan ekstraksi saat ini dengan biaya rehabilitasi yang kelak
dibebankan pada generasi berikutnya.
Melihat berapa banyak perut yang terisi saat ini atau membaca rentetan
makhluk hidup yang kemudian punah karena tak punya rumah yang
ternyata senjata makan tuan karena manusia juga yang berulah.
Lagi-lagi trend ekonomi mana yang membuat kita lupa diri?
.

a. Orangutan
Spesies payung ini memiliki kedekatan DNA hingga 97% dengan manusia.
Keberadaannya di alam menjadi sangat penting karena ia petani hutan
yang memiliki daya jelajah yang cukup panjang untuk terus memperkaya
spesies hutan.
Berkurangnya luasan hutan membuat konflik satwa dan manusia
meningkat. Orangutan mulai sering datang berkunjung ke kebun warga
yang berada dekat dengan muka hutan. Walau cukup dengan tidak
mengusik atau sekedar mengusirnya dengan tanpa menyakitinya ia akan
kabur, namun kita manusia harusnya menyadari ada makhluk lain yang
juga punya ketergantungan pada hutan dan kita yang memaksanya keluar
dari teritorinya.
b. Bekantan
Belum banyak yang menyadari bahwa keberadaan satwa ini menurun
tajam di hutan. Karakter Bekantan yang berkoloni dan bergantung pada
pucuk-pucuk daun ini terancam punah karena berkurangnya jenis pohon
yang dapat diolah oleh sistem cerna yang berbeda yang dimiliki Bekantan.
Ancaman diburu sebagai pakan ikan karena kurangnya pendapatan
masyarakat meningkat selaras dengan situasi ekonomi yang terjadi.
c. Rangkong
Burung eksotis yang bertengger di pohon tinggi ini memiliki kemampuan
menjaga keseimbangan ekosistem dengan cara menebarkan biji yangdikonsumsinya. Sayangnya, burung yang seharusnya menjadi makhluk
yang dipercaya sebagai perlambang kesucian, kekuasaan dan kekuatan
pada beberapa masyarakat Dayak ini terancam punah karena diburu
untuk diambil kepalanya.
D. Madu dan Lebah HutaN
Lebah, makhluk kecil yang berperan penting pada proses penyerbukan
tumbuhan ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia dan
kesehatan hutan. Keberlangsungan tumbuhan sekitar hutan dijaga oleh
para koloni lebah untuk terus dilakukan penyerbukan. Namun, ancaman
pemanasan global membuat koloni lebah beradaptasi pada kondisi yang
ternyata menurunkan kemampuannya untuk melakukan penyerbukan
pada tumbuhan.
a. Suku Dayak – Banjar
Desa binaan Rimba Raya berada tepat sekitar Sungai Seruyan. Dengan
muara Laut Jawa, akulturasi budaya Dayak – Banjar menjadi kental
karena jalur migrasi penduduk yang memungkinkan melalui perairan.
Sudah banyak budaya Dayak – Banjar yang kental tidak lagi dijalankan
selain adanya peralihan kepercayaan hingga tidak ada lagi penerus yang
menjalankan ritual kebudayaan.
Terbatasnya akses dari dan menuju desa binaan sekitar areal kerja
membuat kualitas pendidikan menjadi sangat minim. Masyarakat akhirnya
sempat terbuai dengan tren ekstraksi pohon kayu yang bernilai milyaran
rupiah namun tidak dibarengi dengan literasi keungan yang memadai.
Akhirnya, Rupiah hasil jerih payah habis tanpa rencana investasi jangka panjang.
Upaya penyadartahuan mengenai perubahan situasi dan kondisi dahulu
dan saat ini setelah terjadi kenaikan suhu bumi terus dilakukan Rimba
Raya. Karena pada beberapa kebiasaan masyarakat yang menilai “dari
dahulu kami melakukan ini” sudah tidak dapat ditolerir oleh kondisi yang ada.
b. Mandau
Alat bantu masyarakat yang memiliki nilai estetis sangat baik ini memiliki
ragam cerita dari masing-masing Mandau. Mulai dari penggunaan kayu
sebagai pegangan, variasi pengikat sarung, hingga sarung sebagai
pengaman pisau tajam di dalamnya.
c. Nelayan, Mayoritas Pekerjaan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.
d. Pekerjaan dan Keseharian Masyarakat
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.





a. Masyarakat Peduli Api
Lahan gambut yang memiliki karakter unik membuatnya sangat sulit untuk
dipadamkan jika terjadi kebakaran. 2015 dan 2019 menjadi bencana yang
menyedihkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lahan gambut.
Betapa tersiksanya saluran pernafasan karena seluruh desa diselimuti
asap tebal yang tidak terbendung.
Belajar dari bencana tersebut, masyarakat menyadari bahwa hal ini
menjadi PR bersama seluruh masyarakat untuk menjaga lahan gambut
dan hutan tersisa. Ketergantungan masyarakat pada sumber daya alam
sekitar hutan mendorong masyarakat untuk terlibat aktif pada penjagaan
hutan dan lahan.
Masyarakat Peduli Api (MPA) dibentuk bersama seluruh mitra Rimba
Raya dan melibatkan penuh partisipasi masyarakat. Selain dibekali
dengan peralatan yang memadai, dan dibangun sumber-sumber air
sebagai titik penting, MPA juga diberikan pelatihan untuk menjalankan
tugas semaksimal mungkin secara profesional.
b. Dai Peduli Gambut
Kepatuhan pada tokoh agama sebagai bentuk kepercayaan masyarakat
menjadi salah satu kunci masuk penyadartahuan masyarakat untuk
peningkatan kepedulian pada lingkungan. Menggandeng tokoh agama
dari tingkat kabupaten hingga desa, Rimba Raya melakukan pelatihan,
membekali dengan bahan bacaan agar semangat penjagaan hutan dan
lahan gambut disebarluaskan dengan cara bijak dan bajik.




